Jumat, 10 Juli 2015

Kisah Awal Pertemuan "Teman Hidup"


          Entah harus ku rangkai darimana, kebahagiaan sederhana yang mulai nampak disudut pertemuan kita. Kita yang berada dalam lingkaran yang dekat namun tak pernah sempat untuk saling menyapa. Dari garis takdir-Nya kita berjumpa, entah mengapa pertemuan kita berada diujung masa bangku SMK. Namun apapun itu alasannya, aku yakin skenario-Nya adalah yang terbaik.
         Saat ini jemariku dengan sangat bersemangat mengetikan kata demi kata, lalu ku pejamkan kedua mata dan memoriku pun memainkan perannya. Berjelajah liar memutar waktu ke detik pertama kita saling menyapa, meski sejak awal masuk SMK katamu kamu sudah mengenal nama dan wajahku, sayangnya kala itu aku belum mengenal namamu hanya mengenal wajahmu. Wajar saja aku dan kamu berada di jurusan yang berbeda, aku dengan jurusan Multimedia dan kamu pada  jurusan Tekhnik Listrik. Melalui sosial media BBM (BlackBerry Messenger) kita mendekat, aku ingat saat itu aku menulis PM (Personal Message) seperti ini "open promote, minat ping!". Saat itu ada beberapa orang yang berminat salah satunya itu kamu. Itu adalah moment pertama kita memulai chat, meski setelah itu chat tak berkelajutan. Selang beberapa hari, aku mengalami error pada BBM ku, hingga aku kembali menulis PM "BBM error, minta pingnya dong", saat itu ada beberapa temanku yang meresponnya dan yang memancing perhatianku adalah respon dari kamu. Waktu itu kamu mengirim ping yang cukup banyak. 
K: Kamu
A: Aku

K: "Ping!!!"
    "Ping!!!"
    "Ping!!!"
    "Ping!!!"
    "Ping!!!"
    "Ping!!!"
A: Iya, makasih ya:) bbm gue error nih-_-
K: BBMnya error terus? :D
A: iya gatau kenapa, cuma gara gara gue upgrade-_-
K: lagian tangannya iseng nge-upgrade segala :D
.........
Dari situ, kita memulai percakapan yang cukup mengasikan.
         Hingga entah bagaimana kisahnya, aku meminta ditraktir Ice Bubble di suatu tempat yang cukup terfavorit di kota kita. Tak ku sangka kamu menyetujuinya, meski ku pikir awalnya itu hanya buaian semata. Dan akhirnya kita mencocokan jadwal kita karena saat itu adalah seminggu sebelum kita melaksanakan UN, iyaa dalam satu minggu itu setiap kelas diberi jadwal Bimbingan Belajar (Bimbel). Akhirnya hari Rabu menjadi hari yang kita sepakati, aku masih ingat jelas saat itu, saat dimana kita untuk pertama kalinya melewati detik demi detik berdua. Berada dalam jarak yang sangat dekat, iya kamu dengan motor metikmu itu menjemputku untuk berpetualang lidah ke tempat penjual Ice Bubble itu. Sejak saat itu kita mulai mendekat namun saat itu tak ada yang spesial diantara kita, baik aku maupun kamu tak merasakan getaran apapun. 2 hari setelah itu, tepatnya hari jum'at aku inget belajar Matematika di rumah guruku yang bernama Bu Yus. Aku mengajak teman-temanku, namun sialnya mereka membatalkannya dengan alasan "Jam segitu tuh kesorean is, pulangnya bisa bisa malem". "Ah alasan aja, giliran pacaran aja sampe malem dijabanin. giliran belajar aja pada gamau. yaudah, rugi mereka sendiri yang nanggung" pikirku. Belajar sendiri dirumah Bu Yus? Ah.. itu hal yang tidak enak, kalau belajar sendiri pasti aku hanya di beri soal lalu disuruh mengerjakan kalau tidak bisa nanya kalau bisa ya sudah. Entah mengapa terbesit di pikiranku untuk mengajak kamu bergabung bersamaku untuk ikut belajar, awalnya kau menolak dengan seribu alasanmu. Iya aku mengerti, sulit untuk seorang laki-laki mengatakan "iya" saat di ajak belajar bersama. Hingga dengan spontan aku berkata "heran, padahal di ajak buat pinter tapi susah banget di ajaknya". Dengan kalimat ketus ku itu akhirnya kamu mau ikut belajar bersamaku.
         Setelah hari itu kita tidak bertemu beberapa hari karena kita fokus pada UN. Setelah UN berlalu, chatting-an kita semakin sering dan semakin mengasyikkan. Satu demi satupun kita singgah di tempat kuliner dalam jangka waktu yang berbeda, semua masih biasa saja. Saat itu aku hanya menganggapmu teman, iya teman untuk berwisata kuliner mungkin kamupun sama denganku.
       Hingga saat suatu rasa ku alami. Ya rasa dimana aku ingin terus bersamamu, melihatmu, tertawa bersama, bertingkah konyol dijalan seolah jalanan miliki kita berdua. Rasa resah ketika kamu jauh, mungkin itu yang disebut rindu. Namun aku sungkan mengatakannya, iya gengsi dalam diri ini terlalu munafik untuk mengatakannya. Hingga sahabat terbaikku diam diam memberitahumu, itu adalah saat yang paling memalukan bagiku. Mungkin gengsi telah merajai diriku, namun aku hanya takut kau memandang rendah diriku.
Dan aku bahagia, ternyata rasa itu bukan hanya milikiku. Diam diam kau pun memilikinya. Kini rindu itupun milik kita dan rindu menjadi alasan setiap kita menginginkan pertemuan.
       Satu persatupun memori tentang kita mulai tercipta, aku dan kamupun kini menjadi kita. Banyak orang yang menyangka kita sedang dalam zona berpacaran, padahal kita sedang berada dalam zona nyaman. Meski memang kita tidak berada dalam status ikatan hubungan namun kita meyakini bahwa kita berada dalam sebuah ikatan komitmen. Aku dan Kamu masing masing sudah tak ingin berpacaran, alasanku? karena aku tak ingin semua ini berakhir karna memang semua ini tidak pernah di mulai. Aku tak ingin semua ini menjadi kenangan, karena semua ini adalah cerita. Aku ingin kita tetap seperti ini, tanpa kata putus karna memang tak ada hubungan di antara kita, yang ada hanya sebuah komitmen.
Komitmen untuk terus bersama, berjanji bukan untuk tidak saling meninggalkan tapi berjanji untuk saling memperjuangkan, dengan tujuan yang sama yaitu Masa Depan. Aku sangat menyayangimu, sangat. Dengan semua yang ada di dirimu, apapun kamu, bagaimanapun kamu, siapapun kamu, seperti apapun masa lalumu. Karena yang terpenting adalah aku dan kamu untuk Masa Depan Kita:) Walau memang saat ini terkesan kita memiliki hubungan tanpa status, hubungan ini terkesan gantung. Iya, Hubungan ini memang gantung tapi bukan gantung tanpa kepastian melainkan gantung dengan kepastian. Lalu kita ini apa? Aku menyebutnya..... Teman Hidup{}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar